Menurut Drogba, apa yang dinyatakan oleh kedua profesor tersebut adalah bentuk rasisme terhadap masyarakat Afrika. Apalagi, dalam kasus ini orang-orang Afrika hanya dianggap sebagai kelinci percobaan.
“Bantu kami menyelamatkan hidup di Afrika dan menghentikan penyebaran virus ini yang mengguncang seluruh dunia, alih-alih menganggap kami sebagai kelinci percobaan. Itu tidak masuk akal! Para pemimpin Afrika memiliki tanggung jawab untuk melindungi orang-orang dari plot keji ini," lanjutnya.
Sama halnya dengan Drogba, mantan penggawa Chelsea lainnya yang juga berasal dari Afrika, Demba Ba, tidak terima dengan pernyataan kedua profesor tersebut. Ia menilai kedua professor tersebut memandang ras kulit putih sangat supetior sehingga bisa seenaknya memandang remeh masyarakat Afrika.
“Selamat datang di Barat, di mana orang kulit putih percaya diri mereka begitu superior sehingga rasisme dan kebodohan menjadi hal biasa. Waktunya untuk bangkit,” ujar Demba Ba.
Posting Komentar