" Tidak semudah itu memberhentikan kompetisi. Efeknya panjang , baik itu soal molornya waktu. Harusnya kan selesai Maret , mungkin jadi molor lagi bisa sampai Idulfitri ," kata Mochamad Iriawan. Pernyataan Mochamad Iriawan cukup masuk akal. Adanya penundaan atau penghentian kompetisi di tengah jalan bakal berdampak pada musim berikutnya. " Bisa berdampak ke liga berikutnya sehingga kompetisi tahun depan molor lagi. Sehingga tidak sesuai dengan kalender yang ada di AFC atau AFF ," ujar Iriawan. BRI Liga 1 2021/2022 sudah memasuki pekan ke-23. Artinya, masih ada 11 pekan lagi yang harus diselesaikan pada kompetisi musim ini.
Mochamad Iriawan menilai , adanya badai COVID-19 yang melanda BRI Liga 1 2021/2022 terjadi karena kelonggaran protokol kesehatan selama jeda FIFA Matchday. Namun , Iriawan menyebut saat ini semua daerah di Indonesia sedang mengalami ancaman badai COVID-19 dari varian Omicron. " Kita tahu di Indonesia penularan COVID-19 varian Omicron cukup tinggi. Kemarin ada jeda tanggal 21-2 , mungkin disitulah ada kelonggaran sehingga pemain bisa keluar hotel ," ucap Iriawan. " Akan tetapi , sekali lagi kan di mana-mana lagi COVID-19. Tidak hanya di Bali saja , mungkin Bali lebih sedikit dari daerah lain ," ujar Iriawan.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.